KHUTBAH IDUL FITRI 1439 H
MENGGAPAI JIWA YANG FITRI
Oleh : H. Yusron Kholid
بسم الله الرحمن الرحيم
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر
الحَمْدُ لِلَّهِ اَّلذِى عَادَ عَلَيْنَا نِعَمَهُ فِى كُلِّ نَفْسٍ وَلَمْحَاتٍ وَأَسْبَغَ عَلَيْنَا ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً فِى اْلجَلْوَاتِ وَاْلخَلْوَاتِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اَّلذِى امْتَنَّ عَلَيْنَا لِنَشْكُرَهُ بِأَنْوَاعِ الذِّكْرِ وَالطَّاعَاتِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلأَنْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَسَائِرِ اْلبَرِيَّاتِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ اْلفَضْلِ وَاْلكَمَالِ.
اللهُ أَكْبَرُ أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا اْلحَاضِرُوْنَ!اِعْلَمُوْا, أَنَّ هَذَا يَوْمُ اْلعِيْدِ. هَذَا يَوْمُ اْلَفرَحِ. فَرَحَ اْلمُسْلِمُوْنَ لِتَوْفِيْقِ اللهِ إِيَّاهُمْ بِاسْتِكْمَالِ بَلاَءِ رَبِّهِمْ بِفَرْضِ الصِّيَامِ مَعَ التَّرْوِيْحَاتِ فَرَحَ اْلمُسْلِمُوْنَ بِوَعْدِ رَبِّهِمْ بِغُفْرَانِ مَا اجْتَرَحُوْا مِنَ السَّيِّئَاتِ وَاسْتِحْلاَلِ بَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ فِى اْلحُقُوْقِ وِاْلوَاجِبَاتِ.
إِخْوَانِى اْلكِرَامِ! فِى هَذَا اْليَوْمِ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْنَا الصِّيَامَ بَعْدَ أَنْ فَرَضَهُ عَلَيْنَا جَمِيْعَ الشَّهْرِ وَأَخْبَرَ أنَّهُ فَرَضَهُ لِنَكُوْنَ مِنَ اْلمُتَّقِيْنَ. فَيَنْبَغِى لَنَا أَنْ نَبْعَثَ فِى أَنْفُسِنِا بِارْتِقَائِهَا عَلَى مَرَاتِبِ التَّقْوَى وَنَهْتَمُّ بِدِيْنِ رَبِّنَا حَتَّى نَنَالَ مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا, فَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى,فَقَدْ فَـازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Ma'asyiral
muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Adalah sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT dengan mengucapkan "Alhamdulillahirabbil Alamin" karena kita telah dilimpahi berbagai macam kenikmatan yang tidak bisa kita hitung jenis dan jumlahnya satu persatu. Mudah-mudahan kenikmatan yang selalu kita syukuri ini akan senantiasa ditambah oleh Allah SWT dan kita digolongkan menjadi kaum yang pandai bersyukur. Amin ya Rabbal Alamin.
Adalah sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT dengan mengucapkan "Alhamdulillahirabbil Alamin" karena kita telah dilimpahi berbagai macam kenikmatan yang tidak bisa kita hitung jenis dan jumlahnya satu persatu. Mudah-mudahan kenikmatan yang selalu kita syukuri ini akan senantiasa ditambah oleh Allah SWT dan kita digolongkan menjadi kaum yang pandai bersyukur. Amin ya Rabbal Alamin.
Oleh
sebab itu, dari mimbar yang mulia ini, saya mengajak diri saya dan jamaah
sekalian, marilah kita jaga dan kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kepada
Alloh, denggan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, dengan melaksakan
perintahperintah Allohs serta menjauhi segala apa yang dilarang sebagai bekal
hidup di akherat kelak, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal menuju akherat
hanyalah iman dan takwa tersebut.
Dan juga sebagai Ummat Nabi Akhiruz Zaman Nabi Muhammad SAW, sudah seharusnya kita senantiasa menyampaikan shalawat dan salam kepada beliau, agar kita tersambung secara ruhaniyah dengan beliau dan termasuk umat yang selamat dunia akherat. Seraya selalu berharap, semoga kita mendapatkan syafa’atnya kelak. Amin.
Dan juga sebagai Ummat Nabi Akhiruz Zaman Nabi Muhammad SAW, sudah seharusnya kita senantiasa menyampaikan shalawat dan salam kepada beliau, agar kita tersambung secara ruhaniyah dengan beliau dan termasuk umat yang selamat dunia akherat. Seraya selalu berharap, semoga kita mendapatkan syafa’atnya kelak. Amin.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Pada saat ini kita bersama-sama merasakan kebahagiaan yang tiada tara. Kita sudah sampai pada hari dimana kita kembali fitri dan kita bisa menunaikan shalat Id bersama dengan keluarga tercinta ditempat yang mulia ini. Hari ini adalah hari kemenangan bagi insan beriman yang menjalankan Ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh. Hari ini adalah hari dimana orang beriman yang berpuasa satu bulan penuh dikembalikan kepada fitrahnya, kepada kesuciannya laksana bayi yang baru terlahir kembali ke dunia.
Hal ini sesuai dengan yang ditegaskan oleh Nabi Kuhammad SAW dalam Haditnya:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan dilaksanakan dengan perhitungan, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lewat".
Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Perjuangan di Bulan Ramadhan adalah sebuah perjuangan keimanan. Iman kita diuji apakah lebih berat mengikuti ajakan setan untuk tidak berpuasa dengan menahan lapar dan dahaga ataukah mengikuti perintah Allah SWT untuk mendapatkan predikat orang-orang yang bertaqwa.
Maka hadiah yang dikaruniakan
Alloh kepada kita adalah dikembalikannya kita kedalam kondisi fitrah, seperti saat kita dilahirkan
oleh ibu kita.
Sebagaimana sabda
Rasul SAW.:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى
الْفِطْرَةِ، حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ
يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“ setaip bayi yang
dilahirkan itu dalam keadaan suci/fitrah, maka kedua orangtuanyalah yang
membuatnya menjadi yahudi, nasrani atau majusi “ ( HR. Baihaqy dan Thobroni )
Seharusnya kita
perkokoh sifat-sifat fitrah dengan ketaqwaan yang sempurna
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Konfisi itrah itu digapai karena setelah menuntaskan puasa Ramadhan beserta ibadah yang mengikutinya, kita dinilai Alloh telah mencapai derajat takwa – yang menjadi tujuan utama dari puasa Ramadhan -.
Maka untuk memahami kondisi fitrah itu, seorang
muttaqin harus memahami, menghayati dan mempedomani ciriciti dan sifat-sifat
orang yang bertakwa, sebagaimana yang telah dijelaskan Alloh dalam surah Ali
Imron ayat 133-134
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.
Dari ayat
tersebut jelaslah bahwa sifat orang muttaqin itu ada 4
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
1. menafkahkan rizkinya di jalan Allah SWT dalam
keadaan lapang maupun sempit. Atau terbebas dari sifat “ hubbud-dun-ya “ ( cinta dunia )
Berinfak di waktu
lapang maupun sempit dapat dijelaskan; jika kita memiliki uang sepuluh ribu
rupiah lalu kita infaqkan paling tidak 1000 rupiah, dan jika hanya memiliki
seribu rupiah maka kitapun tetap infaqkan seratus rupiah.
Allah
SWT (atas kehendakNya) menjauhkan mereka dari kesulitan (bala’) kehidupan
lantaran kebajikan yang mereka perbuat ini yakni “ suka berinfak “. Lebih
dari itu, seseorang yang suka menolong orang lain tidak akan mengambil atau
memakan harta orang lain, malahan ia lebih suka berbuat kebaikan bagi
sesamanya. ‘Aisyah RA ( istri Nabi
SAW ) pernah menginfaqkan sebutir anggur karena pada waktu
itu ia tidak memiliki apa-apa lagi. Dalam hal
ini. Nabi Muhammad SAW bersabda:
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan
bersedekah sepotong kurma”. ( Hadits Shahih, Riwayat
Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)
Syaikh as-Sa’di berkata tentang infaq dalam ayat di atas : Yaitu pada saat
keadaan mereka sedang sulit atau keadaan mereka sedang lapang. Bila mereka
lapang maka mereka (orang yang takwa ini) akan berinfak lebih banyak. Apabila
mereka sedang kesulitan mereka tidak menganggap remeh suatu kebaikan walaupun
hanya (berinfak) sedikit (Tafsir Karimur Rahman)
Orang yang dalam keadaan sempit, dia bersedekah sedikit, namun nilainya
disisi Allah bisa jadi lebih besar dari orang yang dalam keadaan lapang
dan memiliki harta melimpah,karena dia
bersedekah dalam jumlah yang banyak dari rizki sedikit yang ia miliki. Itulah
keadilan Allah.
Rasulullah bersabda yang artinya :
” Satu dirham mengungguli seratus ribu dirham. Seorang
bertanya : Bagaimana itu wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : Seseorang
mempunyai harta yang melimpah lalu dia mengambil dari kantongnya seratus ribu
dirham dan menyedekahkannya, dan seseorang yang lain hanya memilik dua dirham,
dia mengambil satu dirham lalu mensedekahkannya” (H.R Imam an Nasa-i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam
shahihnya).
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ
إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
ciri orang yang bertakwa selanjutnya adalah :
2. Mengendalikan emosi atau amarah.
Yakni kemampuan mengendalikan dan mengarahkan
emosinya kepada hal-hal yang poisitif dan terhindar dari dampak negatif yakni
rusaknya tatanan hubungandan sendi kehidupan bermasyarakat dengan sesama manusia, dan yang paling parah adalah
putusnya silaturrahmi yang dapat membuntu sumber rezeki serta memperpendek
usia.
Seharusnya orang yang bertakwa itu mampu meredam
emosinya, sehingga sikap yang terlahir menjadi tenang dan tetap bijak dalam menghadapi berbagai
situasi dan keadaan yang terjadi pada diri maupun lingkungannya, dengan begitu maka sebesar apapun problematika yang
dihadapi akan terurai dengan baik dan penuh keberkahan, karena runyamnya
tatanan sosial itu seringkali diawali dengan sikap emosional
yang tidak terkendali dan tidak proporsional.
jamaah
shalat Idul Fitri rahimakumullah
ciri yang ke :
3. Suka memaafkan kesalahan orang lain dengan sepenuh
hati.
Memaafkan (al-‘afwu)
berarti al-mahwu, menghapus. Allah itu al-‘afuww, Maha Memaafkan kesalahan
hamba-Nya. Itu berarti Allah menghapus kesalahan yang telah diperbuat oleh
hambanya tersebut.
Seorang anak yang
menulis sebuah kalimat yang salah di buku tulisnya, ia akan menghapusnya hingga
tak terbaca lagi. Bila kalimat yang salah masih bisa dibaca itu artinya sang
anak tak menghapusnya dengan benar.
Demikianlah orang yang
bertakwa yang memaafkan kesalahan orang lain. Ia akan menghapus kesalahan
tersebut hingga tak akan ia baca lagi. Ia tak akan mengungkit-ungkit kesalahan
tersebut baik kepada pelakunya maupun dengan menceritakannyanya kepada orang lain. Baginya kesalahan itu
adalah masa lalu.
Bila seorang yang
memaafkan masih saja membicarakan dan mengungkit kesalahannya, mungkin saja ia
tak benar-benar menghapusnya, dan tidak dengan tulus benar-benar memaafkannya.
Memang berat memaafkan kesalahan
orang lain yang nyata-nyata diarahkan kepada kita, namun dengan memaafkan
itulah sesungguhnya kita telah meringankan beban hidup kita dan melapangkan
hati dan rasa hidup kita. Betapa orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang
lain akan terus terbebani pikiran dan perasaannya oleh kesalahan itu, padahal
disisi lain, ia menginginkan hidup yang tenang dan lapang, maka hal ini sungguh
ironis, padahal manusia itu seringkali alpa dan terjerumus kepada suatu
kesalahan, di sisi lain, Alloh memiliki sifat Ghofuur yang
artinya Maha Mengampuni atau Maha Memaafkan. Maka
orang yang takwa pastilah mendapat percikan cahaya Ghofurnya
Alloh, hingga ia menjadi pemaaf.
Memaafkan
orang lain akan mendapatkan pahala yang besar di Hari Pembalasan kelak. Dalam
hal iniNabi Muhammad SAW bersabda, “Allah SWT akan
memberikan pengumuman di Hari Pembalasan, barang siapa yang memiliki hak atas
Allah SWT agar berdiri sekarang. Pada saat itu berdirilah orang-orang yang
memaafkan orang-orang kejam yang menganiaya mereka. Nabi Muhammad SAW juga
bersabda, “Barang siapa berharap mendapatkan istana yang megah di surga dan
berada di tingkatan yang tinggi dari surga, hendaknya mereka mengerjakan hal
berikut ini:
·
Memaafkan
orang-orang yang berbuat aniaya kepada mereka.
• Memberi hadiah kepada orang yang tidak pernah memberi hadiah kepada mereka.
• Jangan menghindari pertemuan dengan orang-orang yang dengan sengaja memutuskan hubungan dengan mereka.
• Memberi hadiah kepada orang yang tidak pernah memberi hadiah kepada mereka.
• Jangan menghindari pertemuan dengan orang-orang yang dengan sengaja memutuskan hubungan dengan mereka.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Ciri orang yang bertakwa ke :
4. Bersikap baik terhadap sesama manusia.
Ketika Imam Baihaqi RA menjelaskan ayat ini, ia
mengisahkan sebuah peristiwa. Beliau mengkisahkan, “Suatu saat Ali bin Hussain RA sedang berwudhu dan pelayannya
yang menuangkan air ke tangannya menggunakan bejana. Bejana terlepas dari
pegangan pelayan itu dan jatuh mengenai Ali. Sang pelayan menangkap kekecewaan
di wajah Ali. Dengan cerdiknya sang pelayan membaca ayat diatas kata demi kata.
Ketika sampai pada kalimat ‘orang yang taqwa mengendalikan amarahnya’ Ali RA
menelan amarahnya. Ketika sampai pada ‘mereka memaafkan orang lain’ Ali RA
berkata, “Aku memaafkanmu” Dan ketika dibacakan bahwa Allah SWT mencintai
mereka yang bersikap baik kepada orang yang melakukan kesalahan, Ali
memerdekakannya.
Jadi berbuat baik itu bukan
hanya dengan membalas kebaikan orang lain, namun kebaikan adalah yang tumbuh
dalam dirinya untuk dilakukan kepada orang lain dengan tulus.
jamaah
shalat Idul Fitri rahimakumullah
Sifat orang yang bertakwa lainnya, sebagaimana firman Allah didalam Surat Ali’Imran Ayat 135 dan
136, yakni:
Ketika
mereka (orang-orang beriman) itu terlanjur berbuat jahat atau aniaya, mereka
ingat kepada Allah dan memohon ampun atas dosa-dosa mereka, dan tidak ada yang
dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Allah. Dan mereka tidak tetap berbuat aniaya
ketika mereka mengetahui.
Demikianlah
ciri-ciri orang yang bertakwa yang harus kita pertahankan dan kembangkan agar
kita mendapatkan AMPUNAN dari Alloh dan dapat menghuni SURGA-Nya
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Di akhir khutbah ini marilah kita renungkan ulasan Imam Ghozali tentang hidup di dunia ini.
Abu Hamid bin Muhammad Al Ghozali dalam Ihya Ulumuddin melukiskan
para penghuni kehidupan dunia ini laksana seorang pelaut yang sedang mengarungi
samudera, satu tarikan nafas bagaikan satu rengkuhan dayung, cepat atau lambat
biduk yang ditumpangi akan mengantarkannya ke pantai tujuan. Dalam perjalanan
itu, setiap nahkoda berada di antara dua kecemasan, antara mengingat perjalanan
yang sudah di lewati dengan rintangan angin dan gelombang yang menerjang dan
antara menatap sisa-sisa perjalanannya yang masih panjang di mana ujung
rimbanya belum tentu dapat mencapai keselamatan.
Tamsil tentang kehidupan ini hendaknya mengingatkan, agar kita senantiasa berupaya memanfaatkan umur yang kita miliki dengan sebaik-baiknya, usia yang masing-masing kita miliki pasti masih akan tetap menghadapi tantangan, ujian dan selera kehidupan yang menggoda, karenanya kita harus tetap mawas diri dan tidak terbuai dengan nafsu angkara murka yang suatu saat dapat menjerumuskan kita dalam limbah kenistaan, kita pergunakan kesempatan dan sisa umur yang kita tidak pernah tahu kapan akan berakhir ini untuk memperbanyak bekal dan amal shaleh guna meraih keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di alam dunia yang fana ini, maupun di alam akhirat yang kelal abadi.
Suatu saat Lukman Al Hakim, seorang shalih yang namanya diabadikan dalam Al-Qur’an pernah menyampaikan taushiyah kepada putranya:
Tamsil tentang kehidupan ini hendaknya mengingatkan, agar kita senantiasa berupaya memanfaatkan umur yang kita miliki dengan sebaik-baiknya, usia yang masing-masing kita miliki pasti masih akan tetap menghadapi tantangan, ujian dan selera kehidupan yang menggoda, karenanya kita harus tetap mawas diri dan tidak terbuai dengan nafsu angkara murka yang suatu saat dapat menjerumuskan kita dalam limbah kenistaan, kita pergunakan kesempatan dan sisa umur yang kita tidak pernah tahu kapan akan berakhir ini untuk memperbanyak bekal dan amal shaleh guna meraih keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di alam dunia yang fana ini, maupun di alam akhirat yang kelal abadi.
Suatu saat Lukman Al Hakim, seorang shalih yang namanya diabadikan dalam Al-Qur’an pernah menyampaikan taushiyah kepada putranya:
َيا بُنَيَّ ! إنَّ
الدُنْيَا بَحْرٌ عَمِيْقٌ وَقَدْ غَرَقَ فِيْهَا أُنَاسٌ كَثِيْرٌ ، فَاجْعَلْ
سَفِيْنَتَكَ فِيْهَا تَقْوَى اللهِ وَحَشْوُهَا الإيْمَانُ وَشَرَاعُهَا
التَّوَكَّلُ عَلىَ اللهِ لَعَلَّكَ تَنْجُوْ.
Ma’asyiral
muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Demikianlah Khutbah Idul Fitri kali ini. Semoga dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua dan marilah kita berdo'a semoga ibadah kita selama ini khususnya di Bulan Ramadhan tahun ini diterima Allah SWT. Dan kita termasuk hamba Alloh yang kembali kepada kesucian dan menjadi hamba yang sukses, aamiin yaa mujiibas-saa-iliin
Demikianlah Khutbah Idul Fitri kali ini. Semoga dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua dan marilah kita berdo'a semoga ibadah kita selama ini khususnya di Bulan Ramadhan tahun ini diterima Allah SWT. Dan kita termasuk hamba Alloh yang kembali kepada kesucian dan menjadi hamba yang sukses, aamiin yaa mujiibas-saa-iliin
بارك الله لي ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإياكم
بفهمه إنه هو البر الرحيم
Khutbah II
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر،
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر
الحمد لله الذى أفاض نعمه علينا وأعظم. وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها, أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له. أسبغ نعمه علينا ظاهرها وباطنها وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. رسول اصطفاه على جميع البريات. ملكهاوإنسها وجنّها. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه أهل الكمال فى بقاع الأرض بَدْوِهَا وَقُرَاهَا.
الله أكبر أما بعد: إخوانى الكرام! استعدوا لجواب ربكم متى تخشع لذكر الله متى نعمل بكتاب الله ؟ قال تعالى ياأيها الذين أمنوا استجيبوا لله ولرسوله إذا دعاكم لما يحييكم واعلموا أن الله يحول بين المرء وقلبه وأنه إليه تخشرون, فاتَّقواالله حقّ تُقُاتِهِ ولاتموتنَّ إلاَّ وأنتم مسلمون..
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد. كما صليت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم, وبارك على محمد وعلى أل محمد, كماباركت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقاضى الحاجات. اللهم وفقنا لعمل صالح يبقى نفعه على ممر الدهور. وجنبنا من النواهى وأعمال هى تبور. اللهم أصلح ولاة أمورنا. وبارك لنا فى علومنا وأعمالنا. اللهم ألف بين قلوبنا وأصلح ذات بيننا. اللهم اجعلنا نعظم شكرك. ونتبع ذكرك ووصيتك. ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار. ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب.
عباد الله! إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر. يعدكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروا على نعمه يزد كم. ولذكر الله أكبر, والله يعلم ما تصنعون
الحمد لله الذى أفاض نعمه علينا وأعظم. وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها, أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له. أسبغ نعمه علينا ظاهرها وباطنها وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. رسول اصطفاه على جميع البريات. ملكهاوإنسها وجنّها. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه أهل الكمال فى بقاع الأرض بَدْوِهَا وَقُرَاهَا.
الله أكبر أما بعد: إخوانى الكرام! استعدوا لجواب ربكم متى تخشع لذكر الله متى نعمل بكتاب الله ؟ قال تعالى ياأيها الذين أمنوا استجيبوا لله ولرسوله إذا دعاكم لما يحييكم واعلموا أن الله يحول بين المرء وقلبه وأنه إليه تخشرون, فاتَّقواالله حقّ تُقُاتِهِ ولاتموتنَّ إلاَّ وأنتم مسلمون..
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد. كما صليت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم, وبارك على محمد وعلى أل محمد, كماباركت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقاضى الحاجات. اللهم وفقنا لعمل صالح يبقى نفعه على ممر الدهور. وجنبنا من النواهى وأعمال هى تبور. اللهم أصلح ولاة أمورنا. وبارك لنا فى علومنا وأعمالنا. اللهم ألف بين قلوبنا وأصلح ذات بيننا. اللهم اجعلنا نعظم شكرك. ونتبع ذكرك ووصيتك. ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار. ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب.
عباد الله! إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر. يعدكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروا على نعمه يزد كم. ولذكر الله أكبر, والله يعلم ما تصنعون